Aku tidak
tau, apakah aku yang berubah, sekitarku yang berubah atau kah saat ini memang
berada pada titik-titik jenuh. Aku bingung, segala sesuatu yang ada disekitarku
terasa salah, atau aku yang selalu salah.
Semua menjadi
beban, semua terasa berat untuk aku jalani. Kehidupan yang selalu mampu aku
hadapi dengan senyuman, perlahan mulai mengikis kekuatanku. Membuat aku seakan
ingin menyerah saat ini juga. Aku bingung, semua yang terjadi membuat aku muak.
Aku benci,
sungguh-sungguh benci. Karena setiap saat harus menghadapi tatapan sinis nan
tak bersahabat itu. Mengerikan. Aku seakan-akan ingin berteriak, mencabik,
memaki apa yang mereka suguhkan. Mereka kira, aku senang melihat tatapan itu?
Tidak! Bahkan
aku bisa saja melawan. Membuat dia menyesal telah berani bertingkah seperti
itu. Tapi mau bagaimana? Jika aku benar-benar melawan, aku yakin keadaan akan
kian memburuk. Dan aku tak akan lebih baik dari mereka. Toh, aku juga tak kalah
kekanakan dari mereka.
Aku akan
bertoleransi. Tapi tidak untuk selamanya. Setiap manusia punya batas
toleransinya untuk diri sendiri dan orang lain. Begitu pula aku. Jika keadaan
sudah melewati batas yang telah aku tentukan, aku tidak akan segan-segan
melawan!
Mungkin
saat ini aku memang harus menyingkir dahulu. Menjauh dari hal yang selama ini
aku jalani, sepertinya memang harus aku lakukan. Dengan begitu aku berharap
semua kelak bisa kembali seperti sedia kala. Seperti saat aku selalu mampu
berdiri tegak menghadapi hidupku.
Hidup bukan jalan tol. Akan ada lubang, tanjakan,
jalan menurun bahkan jalanan rusak yang menghalangi. Tapi itulah hidup. Jika kita
menjalaninya sungguh-sungguh, maka kita akan melihat gerbang keluar itu…
Bandung, 7 Oktober 2012