Thursday, November 8, 2012

Wanita Itu...



Wanita itu…
Hatinya lembut, istimewa, makhluk terindah kedua di dunia.
Wanita itu…
Baja, kuat. Karena mampu menyembunyikan perasaan sakit dan kecewanya dibalik raut wajahnya yang selalu tersenyum tulus.
Wanita itu…
Spesial. Makhluk yang diciptakan dengan cara spesial, sifat, hati, bentuk juga spesial.
Wanita itu…
Diciptakan dari tulang rusuk pria. Dekat dengan tangan untuk dilindungi. Dekat dengan hati untuk disayangi.
Wanita itu…
Gak tau. Belum pernah mendefinisikan makhluk seindah mereka.
Wanita itu…
Sebaik-baik perhiasan dunia.
Wanita itu…
Membingungkan…

Itu merupakan jawaban beberapa temanku yang mendadak aku tanyai pendapat mereka soal wanita. Terima kasih untuk jawaban kalian semua :)
Mungkin mereka bingung karena tak ada hujan tak ada badai, tiba-tiba aku tanyai soal wanita. Tidak ada alasan yang benar-benar spesial sebenarnya. Hanya ingin mencari pencerahan tentang ‘wanita’. Karena pertanyaan tentang wanita beberapa hari ini sedikit menggangguku.
Semua berawal dari mendengarkan –bahkan mencuri dengar– cerita teman-teman perempuanku. Ada saja kisah mereka yang membuat aku merenung. Mengapa mereka begitu? Mengapa hal-hal itu begitu mereka pikirkan? Apa aku juga akan begitu jika berada di posisi yang sama? Dan dari begitu banyak pertanyaan yang bermunculan, membawa aku pada pertanyaan lain yang lebih umum. Apa kata mereka tentang wanita? Apa yang mereka pikirkan tentang wanita?
Hatinya lembut. Ah, rasa-rasanya ini merupakan hal yang paling identik dengan wanita. Banyak yang mengakui akan fakta ini, bahwa hati wanita itu lembut. Contoh yang paling pasti dan dekat sekali dengan kita ialah ibu. Sudahlah, aku rasanya tak perlu berkomentar banyak soal ibu. Banyak tulisan, fakta-fakta yang bisa kita temui tentang ibu di dunia ini. Dan karena kata “Ibu” lah, chat di grup menjadi ramai. Semua langsung membahas tentang ibu. Tapi bukan itu yang begitu aku pikirkan.
Kuat. Secara fisik, wanita tidak semuanya kuat. Bahkan cenderung dianggap lemah. Namun ada kekuatan yang diberikan oleh Tuhan untuk wanita. Kekuatan hati. Iya, bahkan wanita banyak yang masih mampu tersenyum meskipun sedang berada di titik terendahnya. Aku setuju dengan pendapat temanku ini bukan karena aku seorang perempuan. Tapi aku sudah cukup banyak melihat fakta ini. Tuhan itu maha adil, kan? Laki-laki selalu identik dengan kekuatan fisik. Sedangkan wanita, Tuhan berikan kekuatan hati.
Sebaik-baik perhiasan dunia. Tentu saja. Bukannya dalam agama islam pernah diriwayatkan oleh Muslim sebuah hadist yang mengatakan “Bahwa  Rasulullah bersabda, Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.
Jadi, walau semua yang ada di dunia adalah perhiasan bagi penduduknya, tetapi yang terbaik dari semua itu adalah wanita shalihah. Sudahlah, disini juga aku tidak akan membahas terlalu dalam mengenai hal itu.
Wanita itu membingungkan. Ini dia! Ini yang menjadi bahan pemikiran aku dan rasa-rasanya paling ‘iya banget’.
Kenapa membingungkan dan ‘iya banget’?
Karena wanita selalu memendam perasaannya, masalahnya. Terlebih, mereka selalu ingin orang lain –khususnya laki-laki— untuk mengerti tanpa perlu mereka ungkapkan. Bukankah itu jadinya merepotkan? Tidak mudah untuk menebak isi hati dan isi kepala orang lain. Terutama wanita. Dan bukannya setiap manusia itu memiliki kadar kepekaan yang berbeda?
Belum lagi, ruang di hati mereka itu banyak sekali. Ada saja ruang-ruang kecil yang tidak mudah dimasuki oleh orang lain. Kecil saja. Namun sungguh-sungguh dijaga. Ini membuat wanita semakin membingungkan. Mereka ingin dimengerti, tapi tidak mau dengan mudahnya membuka diri untuk orang lain masuki.
Aku yang di akte dan ktp-nya saja berstatus ‘wanita’ sering merasa sulit untuk memahami perasaan wanita lain. Jangankan perasaan wanita lain, perasaan aku sendiripun sering kali tidak aku mengerti. Terlalu banyak dan rumit. Terlalu banyak yang dipertimbangkan hingga akhirnya jadi membingungkan.
Meskipun begitu, wanita tetap saja mengagumkan. Mereka akan tetap ‘hidup’ walau sedang tertekan. Mereka akan tetap berdiri, meski sudah berulang kali terpuruk. Mereka akan tetap spesial, meski banyak yang memandang remeh.

tiranika
8 November 2012
12:37 AM

0 comments:

Post a Comment