Title: 1001 Kisah antara Aku, Kamu, Kita dan Mereka
Pairing: Cakka x Agni
Warnings: lebay, pergantian waktunya kurang jelas, dsb.
Genre: Romance/Drama
Summary: “Sepenggal Kisah dari Sebuah Masa.” Gabriel menatapku seolah tak percaya. Aku balas menatapnya dengan tersenyum.
“Inilah awal sepenggal kisah itu di mulai. Hanya sepenggal, tapi begitu membekas. Kisah tentang masa-masa yang tak mungkin terulang...”
***
Sudah hampir sejam aku membersihkan rumahku ini. Jadwal deadline di kantor beberapa hari lalu membuat aku sedikit mengabaikan kebersihan di rumah. Oh iya, perkenalkan nama aku Agni Nubuwati, biasa disapa Agni. Aku seorang GM disebuah perusahaan properti. Boleh dibilang kehidupanku saat ini di atas rata-rata.
Walaupun sudah memiliki posisi yang cukup bagus, untuk urusan rumah aku lebih senang melakukannya sendiri. Karena itu, sampai saat ini aku tidak pernah menyewa pembantu. Aku masih bisa mengatur antara urusan rumah dan urusan kantor. Yah, walaupun terkadang sering membuatku kerepotan sendiri.
Sekarang aku berada di gudang rumah. Beginilah aku. Aku akan melakukan pembersihan besar-besaran jika sudah cukup lama tidak bersih-bersih. Termasuk gudang ini, juga akan aku bersihkan. Walaupun aku akui, aku sendiri pun bingung akan memulai dari mana. Gudang ini jarang aku sentuh saat sedang bersih-bersih biasa.
“baiklah, mari kita mulai”
Aku mulai membersihkan tiap sudut gudang yang –untungnya- tidak terlalu besar ini. Beberapa tumpukan kardus yang berserakan kembali aku susun, lantainya pun aku sapu bersih. Sebenarnya, ada kesenangan tersendiri bagi diriku sewaktu membersihkan gudang. Biasanya aku akan mendapatkan ‘kejutan’ yang tak terduga dari sini.
Ha, baru saja aku mengatakannya, mataku sudah menangkap sebuah pajangan berbentuk bebek. Aku mengambil pajangan itu. Aku ingat, bebek ini aku buat saat aku masih SMA dulu. Waktu itu aku sedang membersihkan kamarku dan aku menemukan sebuah kalender tahun sebelumnya. Rasanya sayang jika harus membuangnya. Tapi jika menyimpannya, itu hanya akan memenuhi tumpukan kertas dikamarku saja.
Akhirnya, aku menyulap kalender bekas itu menjadi sebuah pajangan berbentuk bebek. Ah, aku sudah bisa menambahkan pernak-pernik dari kertas di kamarku tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membeli kertas origami.