Tuesday, May 31, 2011

Kau Tak Pernah Mati

Untuk kau yang telah lama pergi,
Aku tak pernah menyangka, hidup yang aku jalani akan seperti ini. Dulu, aku merasa ‘sempurna’ hidup dengan kedua orang tua yang menyayangiku sepenuh hati, dua orang adik laki-laki yang tak pernah lelah melindungiku, dan…seorang kakak perempuan yang begitu baik kepadaku. Memang, tak selamanya aku dan ketiga saudaraku akur. Tapi percayalah, pertengkaran-pertengkaran kecil yang kami alami itu, justru membuat rasa sayang semakin kuat tercipta.
Tapi semua berubah. Kehidupanku seolah dijungkir balikkan oleh takdir yang tak sekejap mata mampu aku terima. Ia pergi, kakak ku satu-satunya, seseorang yang pada suatu hari nantinya membuat aku iri pada teman-temanku yang masih memiliki seorang kakak, untuk selamanya. Tak pernah kembali. Pada saat itu, aku merasa, takdir seolah menertawakanku.

Sunday, May 29, 2011

Menjaga Hubungan = Menusuk Balon Tanpa Membuatnya Pecah

Baiklah, kali ini saya akan bercerita sedikit mengenai kehidupan saya, kehidupan saya dikampus, dan lebih tepatnya di dalam kelas saya.

Belakangan ini, ada banyak masalah yang muncul dikelas kami. Dan semuanya bermuara pada satu hal. Tugas. Menjelang penghujung semester ini, kami memang disibukkan oleh banyak tugas. Hampir setiap mata kuliah, ada tugas besar yang harus kami selesaikan. Belum lagi ditambah dengan macam-macam kuis. Terkadang, gara-gara hal ini, kami jadi egois dan lupa dengan lingkungan sekitar. Jika salah satu sudah begitu, aksi saling 'sindir' di dunia maya tidak bisa dielakkan. Dan saya mengakui, saya terkadang juga seperti itu.

Kebanyakan masalah disebabkan oleh pembagian kelompok untuk tugas besar. Ya, memang tidak setiap kelompok juga sih yang bermasalah. Hanya beberapa kelompok saja. Dan awal  dari segala protes itu ialah tugas kelompok PSI (Pengantar Sistem Informasi).

Wednesday, May 25, 2011

Late

Title: Late
Pairing: Alvin, Sivia, Riko
Warnings: nggak nyambung, lebay, gaje, alur kadang kecepetan, ending yang nggantung, dsb
Genre: Romance/Drama
Summary: Sivia tersenyum kepada Riko. Senyum yang manis. Walaupun sebenarnya, ia masih berusaha menguatkan hatinya menerima kenyataan yang entah sampai kapan akan disesalinya.

“...Disaat kau mengungkapkan kenyataan itu, sejak saat itu yang ku tahu, aku telah kehilangan cinta pertamaku...

***

Hari Minggu yang tenang, disebuah komplek perumahan, tampak seorang laki-laki terburu-buru menuju sebuah rumah. Tanpa memberi salam sama sekali, laki-laki itu langsung memasuki rumah tersebut.

"Via...Via...Via!! Gue pinjem tugas dari Pak Gunawan. Gue belum selesai, udah keriting otak gue ngerjainnya" laki-laki itu memecah keheningan didalam rumah tersebut. Tampak di dalam rumah, seorang perempuan sedang duduk santai sambil menonton tv.

Perempuan yang dipanggil Via tersebut hanya menatap bingung laki-laki yang kini sudah berada dihadapannya. Tapi, tak menunggu lama dia segera beranjak ke kamarnya di lantai dua, menuju meja belajar yang terletak di dekat jendela dan mengambil beberapa kertas berisi tugas Matematika Diskrit yang telah selesai dia kerjakan semalam. Via kembali ke tempat laki-laki tadi, yang sudah seenaknya masuk kerumahnya tanpa meminta izin sama sekali.

Ketika Masa Itu Kembali


Opening Quotes

Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Tapi tidak bagi mereka yang menunggu dengan sebuah harapan dan do’a di hati mereka.

 ***

Shilla menapaki kakinya dengan pasti menuju sebuah bukit kecil yang berada dibelakang perumahan tempat tinggalnya. Setiap hari ia melakukan rutinitas ini.  Semenjak matahari mulai tergelincir ke barat, ia akan menuju ke tempat yang sama, melakukan hal yang selalu sama, dan pulang dengan perasaan yang sama. Tak pernah berubah. Sejak 10 tahun lalu.
Shilla akan menyapa dan tersenyum pada setiap orang yang dijumpainya selama perjalanan menuju bukit. Semua orang dapat merasakan kehangatan di setiap pancaran sinar mata gadis itu. Terkadang ia membawa tugas sekolahnya untuk ia kerjakan di  bukit itu. Tapi semua orang akan merasakan hal yang sama pula setiap kali Shilla pulang –saat menjelang malam- dari bukit itu. Sinar kehangatan itu hilang. Digantikan dengan pancaran keputusasaan  dan kekecewaan.
Tak banyak yang tau apa yang Shilla lakukan di bukit itu hingga mampu mengubahnya saat ia kembali. Sebenarnya yang dilakukan oleh Shilla hanya hal biasa.

Tulisan Cerewet 2

Coretan ini kubuat saat sedang mengalami kegalauan tingkat akut memikirkan masa liburanku. Aku mendapatkan jatah libur semester ini selama satu bulan. Cukup lama, bukan? Tapi tidak bagi aku yang merupakan seorang perantau ini. Meninggalkan kota tempat kelahiranku menuju kota yang –dulu- saat mendengarnya saja sudah membuatku malas. Bandung.
Aku hanya bisa menghela nafas berat saat melihat kalender yang terdapat pada ponselku. Kurang dari dua minggu lagi aku harus kembali menjalani rutinitasku sebagai seorang mahasiswi di salah satu universitas swasta di kota kembang itu. Aku tidak seperti beberapa orang temanku yang ingin segera kembali kesana. Kalau aku bisa meminta, aku ingin jatah liburanku diperpanjang, karena satu bulan itu hanya terasa bagai hembusan angin dibandingkan dengan waktu yang kuhabiskan berbulan-bulan disana.

1001 Kisah antara Aku, Kamu, Kita dan Mereka

Title: 1001 Kisah antara Aku, Kamu, Kita dan Mereka
Pairing: Cakka x Agni
Warnings: lebay, pergantian waktunya kurang jelas, dsb.
Genre: Romance/Drama
Summary: “Sepenggal Kisah dari Sebuah Masa.” Gabriel menatapku seolah tak percaya. Aku balas menatapnya dengan tersenyum.
Inilah awal sepenggal kisah itu di mulai. Hanya sepenggal, tapi begitu membekas. Kisah tentang masa-masa yang tak mungkin terulang...”
***
Sudah hampir sejam aku membersihkan rumahku ini. Jadwal deadline di kantor beberapa hari lalu membuat aku sedikit mengabaikan kebersihan di rumah. Oh iya, perkenalkan nama aku Agni Nubuwati, biasa disapa Agni. Aku seorang GM disebuah perusahaan properti. Boleh dibilang kehidupanku saat ini di atas rata-rata.
Walaupun sudah memiliki posisi yang cukup bagus, untuk urusan rumah aku lebih senang melakukannya sendiri. Karena itu, sampai saat ini aku tidak pernah menyewa pembantu. Aku masih bisa mengatur antara urusan rumah dan urusan kantor. Yah, walaupun terkadang sering membuatku kerepotan sendiri.
Sekarang aku berada di gudang rumah. Beginilah aku. Aku akan melakukan pembersihan besar-besaran jika sudah cukup lama tidak bersih-bersih. Termasuk gudang ini, juga akan aku bersihkan. Walaupun aku akui, aku sendiri pun bingung akan memulai dari mana. Gudang ini jarang aku sentuh saat sedang bersih-bersih biasa.
“baiklah, mari kita mulai”
Aku mulai membersihkan tiap sudut gudang yang –untungnya- tidak terlalu besar ini. Beberapa tumpukan kardus yang berserakan kembali aku susun, lantainya pun aku sapu bersih. Sebenarnya, ada kesenangan tersendiri bagi diriku sewaktu membersihkan gudang. Biasanya aku akan mendapatkan ‘kejutan’ yang tak terduga dari sini.
Ha, baru saja aku mengatakannya, mataku sudah menangkap sebuah pajangan berbentuk bebek. Aku mengambil pajangan itu. Aku ingat, bebek ini aku buat saat aku masih SMA dulu. Waktu itu aku sedang membersihkan kamarku dan aku menemukan sebuah kalender tahun sebelumnya. Rasanya sayang jika harus membuangnya. Tapi jika menyimpannya, itu hanya akan memenuhi tumpukan kertas dikamarku saja.
Akhirnya, aku menyulap kalender bekas itu menjadi sebuah pajangan berbentuk bebek. Ah, aku sudah bisa menambahkan pernak-pernik dari kertas di kamarku tanpa perlu mengeluarkan uang untuk membeli kertas origami.

Sang Pemimpin

Pria itu berjalan menuju podium kecil yang terletak ditengah lapangan. Seluruh siwa-siswi SMA Bakti Negri telah berkumpul di de depan podium itu. Mereka baru selesai melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin. Entah mengapa, lapangan yang semula ribut mendadak hening. Semua mata tertuju pada pria yang ada didepan mereka.

Dewi, salah satu siswi kelas XI yang berada dilapangan tersebut, memperhatikan sekitarnya, Tak hanya para siswi, para siswa pun menunjukkan semacam 'keterpesonaan' terhdap laki-laki itu. Ada apa dengan pria di depan ini? pikirnya. Pria tersebut pun mulai bersuara.

"Assalammu'alaikumwr. wb." ucapnya.
"Wa'alaikumsalam wr.wb." jawab seluruh siwa.
"Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua..." pria tersebut mulai menyapa semua yang ada di lapangan tersebut. Hmm...tidak semua juga sih. Layaknya pidato, ceramah, dan yang sejenisnya, pria itu menyapa semua yang hadir dari yang memiliki pangkat tertinggi di sekolah tersebut hingga seluruh siswa SMA Bakti Negri. Ingat! Tidak di absen satu per satu.

Tuesday, May 24, 2011

Tulisan Cerewet 1

Yeay!!! Ini tulisan pertama diblog kedua aku. Buat semuanya kalau ada yang mau liat blog aku yang pertama, bisa mampir kesini. Sengaja bikin blog baru, karena ini merupakan salah satu tugas kuliah. Sebenarnya sih boleh mengolah blog sendiri bagi yang sudah punya. Tapiiii...syaratnya harus mempunyai tema. Nah, masalahnya blog aku itu kan belum memiliki tema terpusat. Untuk itulah, aku memilih membuat blog baru.

Setelah ini blog jadi, aku dilanda kebingungan yang baru, mau diisi dengan tema apaan nih blog?? Bingung tingkat dewa dah nentuinnya. Setelah mengobok-obok isi kepala aku, akhirnya aku putuskan! Insya Allah tema dari blog aku ini berisi cerita. Bisa cerita dari aku, beberapa buah cerpen yang aku buat -dan aku posting di blog pertama-, pokoknya semua hal yang bisa aku bagiin dan -semoga- menginspirasi semuanya. Berharap semoga blog ini tidak terlantar ya.

-Salam Tulisan Cerewet-
24 Mei 2011