Untuk kau yang telah lama pergi,
Aku tak pernah menyangka, hidup yang aku jalani akan seperti ini. Dulu, aku merasa ‘sempurna’ hidup dengan kedua orang tua yang menyayangiku sepenuh hati, dua orang adik laki-laki yang tak pernah lelah melindungiku, dan…seorang kakak perempuan yang begitu baik kepadaku. Memang, tak selamanya aku dan ketiga saudaraku akur. Tapi percayalah, pertengkaran-pertengkaran kecil yang kami alami itu, justru membuat rasa sayang semakin kuat tercipta.
Tapi semua berubah. Kehidupanku seolah dijungkir balikkan oleh takdir yang tak sekejap mata mampu aku terima. Ia pergi, kakak ku satu-satunya, seseorang yang pada suatu hari nantinya membuat aku iri pada teman-temanku yang masih memiliki seorang kakak, untuk selamanya. Tak pernah kembali. Pada saat itu, aku merasa, takdir seolah menertawakanku.
Aku yang dulu merupakan seorang adik –dan juga seorang kakak-, dipaksa untuk menjadi seorang kakak tunggal. Kakak yang akan menjadi panutan adik-adiknya. Hal yang cukup sulit, mengingat aku yang selalu mengandalkan kakakku. Sering terkadang aku merasa lelah menjadi seorang kakak. Aku ingin kakakku kembali. Aku ingin ia hadir dan tetaplah menjadi ‘kakak‘ bagiku dan adik-adikku. Tapi seiring bergulirnya waktu, aku tau, aku sadar, aku tidak boleh terus terjebak di masa lalu.
Kakak, sekalipun ragamu telah pergi, tak lagi menemani kami, kakak akan tetap selalu hidup dalam hati kami. Kau tak akan pernah mati. Amelia Gita Arianti. Namamu ‘kan tetap mengiringi setiap langkah kehidupan kami. Untukmu, tetaplah tersenyum dan berjalanlah di sisi setiap kehidupanku, adik-adikmu serta Papa dan Mama. Meskipun takdir telah membuat segalanya tak lagi sama.
Hari ini, tepat sepuluh tahun yang lalu, terakhir kali takdir mengijinkanku untuk melihat wajahnya.
regards,
-admin-
-admin-
31 Mei 2011
0 comments:
Post a Comment