Judul : Koma
Penulis : Rachmania Arunita
Penerbit : Bentang Pustaka
Halaman : vi+298
Terbit : November 2013
Rating : 3/5
Siapa
aku ini? Pertanyaan itu terus berdentam-dentam dalam benakku.
Nyatanya,
aku hanya seorang jiwa yang terombang-ambing di antara
kehidupan
dan kematian
Entah
kapan aku akan terbiasa dengan kondisi diriku ini. Aku tidak tahu mana yang
lebih parah, hidupku sebelumnya ataukah yang sekarang. Semua terasa absurd
semenjak
aku tidak bisa menjangkau dunia.
Perjalanan
panjang yang kulalui bersama jiwa Leo membuatku menemukan
kedewasaan
hidup. Dan, kerinduan mendalam yang kurasakan
kepada
Raka membuatku ingin segera bangun dari tidur panjangku.
Hingga
perlahan, tanpa kusadari aku mencintai keduanya.
Saya tertarik membeli buku ini karena ramai dibicarakan di twitter serta
judulnya yang menarik, koma. Sesuai dengan kata penulis di bagian pengantar,
buku ini merupakan simbol dari fase hidup yang stagnan dan penuh renungan.
Kisah mengenai Jani, seorang gadis yang mengalami kecelakaan dan membuat ia
terjebak dalam situasi yang membingungkan. Dia tidak mengerti bagaimana bisa ia
menembus gagang pintu serta melihat tubuhnya sendiri yang terbaring dalam
keadaan yang mengenaskan. Saat itu dia bertemu dengan laki-laki lain yang
ternyata dalam keadaan yang sama dengannya, Leo. Dari Leo ia tahu, bahwa ia
sudah koma selama dua hari karena kecelakaan yang dialaminya bersama sang
kekasih.
Selama menjadi jiwa yang lepas itulah, Jani banyak belajar. Apalagi dengan
kehadiran jiwa Leo, Jani melihat segala sesuatu di sekelilingnya tidak hanya melalui
mata, namun juga hatinya. Tentang semua yang terjadi serta orang-orang yang
kita temui, semua memiliki alasan.
“Untuk kali pertama, aku merasa telah menemukan sebuah hikmah di balik koma yang menimpaku. Jika bukan karena terlelap dalam koma, aku tidak akan mengubah cara pandangku terhadap keluargaku seperti sekarang ini.”
“Aku hanya yakin, setiap orang akan dipertemukan dengan orang-orang yang ia butuhkan dalam hidupnya. Baik itu orang yang akan menyayanginya, mengkhianatinya, menyakitinya, menyemangatinya, menghargainya, meninggalkannya, mengembangkannya, membencinya, atau mencintainya. Semua orang pasti mendapat seseorang dengan peran yang berbeda untuk mendapatkan semua pengalaman pahit dan manis dalam hidup supaya kamu benar-benar merasakan hidup.”
Secara keseluruhan, saya suka dengan isi buku ini walau tidak mencapai level
puas. Tema yang diambil tidak pasaran, sehingga bisa menyuguhkan cerita yang berbeda.
Buku ini bisa mengajak pembaca (terutama saya) untuk merenungi hidupnya sendiri
melalui sudut pandang Jani. Pembaca jadi dapat mengetahui apa yang dirasakan
serta dipikirkan oleh tokoh utama.
Buku ini lebih banyak membahas interaksi antara Jani dan
Leo. Jani dengan sikapnya yang cukup memberontak
dan Leo yang bijak. Alur ceritanya datar, dan perkembangan cukup lambat. Selama
membacanya saya sampai berulang kali berpikir, “Lah, baru sampai begini
ceritanya?”. Belum lagi banyaknya percakapan yang panjang tanpa adanya adegan
tertentu, malah jadi membosankan. Tapi yah, semua cukup tertolong dengan banyaknya nasihat di buku ini (tipe
buku yang saya suka).
Ending cerita ini tidak tertebak! Beberapa buku fiksi
yang saya baca (yang bahkan baru sepertiga dari isi bukunya yang saya baca),
saya sudah bisa tau bagaimana alur cerita yang disusun hingga akhirnya. Tapi tidak
dengan buku ini. Saya yang awalnya berpikir akhir buku ini, jika tidak dengan “titik”,
tentu dengan “spasi”. Tapi yang saya dapatkan malah tanda tanya. Penulisnya membiarkan
pembaca untuk menebak bagaimana kelanjutannya. Dan ini cukup bikin gregetan D:
Rating 3/5 untuk buku ini saya rasa cukup. Jika
penulisnya membuat kelanjutan dari kisah ini, saya pasti akan membacanya lagi. Bagi
yang menyukai buku dengan banyak nasihat, buku ini saya rekomendasikan :)
0 comments:
Post a Comment