Tak ada yang benar-benar hitam dan tak ada pula yang benar-benar putih
di dunia ini. Yang ada hanya kelabu...
Akhir November 1988,
Sunyi. Itulah penilaian
pertama dari ruangan yang berukuran tak seberapa besar ini. Suara keyboard
komputer yang beradu dengan jari satu-satunya manusia di ruangan ini menjadi
musik latar pengiring kesunyian. Entah apa yang sedang dilakukan oleh lelaki
itu. Yang pasti dia terlalu sibuk dengan dunianya hingga rengekan kucing
kesayangannya yang sudah dari 28 menit yang lalu meminta makan padanya, tidak
dia hiraukan.
"Haha...berhasil!!"
pekik lelaki itu tiba-tiba hingga kucing yang sedari tadi bergelayut manja di
kakinya, langsung berlari dan bersembunyi di balik lemari.
Lelaki itu seolah belum
menyadari dengan apa yang baru saja dilakukannya. Dia terus tersenyum dan
menatap bangga pada layar komputernya.
Kucingnya yang berada di
balik lemari kembali mengeong. Kali ini lelaki itu baru menyadari keberadaan
kucingnya karena suara kucingnya terdengar ketakutan.
"Aahh...kemarilah
sayang" lelaki itu menggendong kucingnya. Menimangnya seperti anak
manusia.
"Maafkan aku yang
telah membuatmu ketakutan. Aku tadi terlalu senang hingga lupa akan dirimu. Kau
lapar bukan??"
"Ayo, kali ini kita
akan makan mewah" ucap lelaki itu pada kucingnya.
"Aku akhirnya
berhasil menanamkan worm pada OS UNIX
mereka" kucing lelaki itu mengeong, seolah mengerti terhadap apa yang
diucapkan oleh lelaki itu.
"Haha...kau mau
mendengar cerita lengkapnya ya?! Sambil makan, akan kuceritakan"
Lelaki itu biasa dipanggil
Robert. Lengkapnya Robert Mitnick. Seorang maniak dalam mengotak-atik
komputernya. Sudah berulang kali dia melakukan pembobolan bahkan kekacauan pada
jaringan-jaringan komputer. Awalnya
hanya berupa keisengan. Tapi lama-lama justru menjadi sebuah kebutuhan. Ada
rasa bahagia tersendiri dalam dirinya tiap kali berhasil melakukan aksinya.
Karena kebiasaannya itu,
dia pun mendapat julukan sebagai black-hat
hacker atau hacker topi hitam.
Tokoh yang kerap melupakan batasan moral dan etika dalam melakukan inovasi
teknologi. Sudah banyak yang memburunya. Tapi satu-satunya data yang berhasil
ditemukan darinya ialah Morris, nama yang ia gunakan sebagai seorang hacker.
Kali ini ia menanamkan worm atau 'cacing' pada sistem operasi
UNIX sebuah universitas IT yang cukup terkenal di Amerika. Worm tidak perlu sengaja dituangkan pada disket ataupun flashdisk
untuk menyebarkan diri. Worm komputer
bisa menyebarkan dirinya sendiri selama ada jalan yang bisa menghubungkan
dirinya ke komputer lain seperti jaringan internet atau jaringan komputer
lokal.
Worm ini dapat menjalankan
perintah-perintah lain pada mesin yang ditujunya. Untuk bisa menyusup ke sistem
komputer lain, worm di program untuk
dapat menemukan daftar pemakai dari sebuah jaringan komputer dan kemudian mulai
mencari passwordnya. Dengan memanfaatkan kemalasan pemakai komputer, si worm mencari komputer yang password-nya
sama dengan username-nya. Jika cara ini gagal untuk menembus sistem komputer, worm diperintahkan untuk mencoba
username lain dengan menggunakan daftar 432 password yang bisa dipakai oleh
para hacker.
Ini hanya proyek
main-main bagi Robert. Karena ada kesenangan tersendiri saat mengetahui
orang-orang panik mendapati kerja komputernya kian berat.
"Biarkan
saja administrator jaringan komputer bekerja lebih keras malam ini. Kita
bersantai..."
Keisengan yang
merajai. Memang tak selamanya merusak. Namun pasti merugikan...
***