Bermain asa meneguk harap
Melambungkan pinta agar Ia mendengarku
Aku disini yang sedang menderita
Menderita karena batin yang kian tertekan
Aku ibarat buluh yang terbang tertiup angin
Tak punya arah dan tempat berpegang
Tak memiliki kekuatan bahkan sekedar menghindar hantaman carang
Aku slalu berusaha mencari jalan
Tapi sepertinya jalan yang enggan melihatku
Saat tetesan air langit turun,
Aku kembali meminta kebaikan
Agar ia membantuku lepas dari jerat angin ini
Tapi ternyata, ia memberikan jalan lain
Ia membantuku lepas dari perangkap angin,
tapi kemudian ia menjatuhkanku
dan membiarkanku jatuh menghantam tanah
Sakit. Tapi tidak sesakit hatiku
Aku merasa alam sedang tak bersahabat denganku
Mereka dengan kompak menertawakan kejatuhanku
Jika sudah begini,
hanya Ia satu-satunya penyembuh luka
Ia yang tak pernah tidur dan tak pernah lelah mendengar pintaku
Bandung, 17 Desember 2011
Catatan menjelang akhir tahun
0 comments:
Post a Comment