Ini aneh. Saya tidak bisa mengerjakan
tugas di kantor saat semua kehidupan disini berjalan dengan lambat dan kaku.
Saya juga tidak bisa mengerjakan di rumah pada malam hari. Karena saya manusia
yang berjenis pelor alias nempel molor, saat siang hari tidak menyentuh kasur
sama sekali, berarti malam adalah waktunya merdeka. Saya sungguh bingung berada
di lingkungan yang sepenuhnya kaku seperti disini. Saya tidak bisa
bersosialisasi dengan baik. Kehidupan saya serasa berjalan ditempat.
Entah apa yang salah. Yang jelas ini
aneh. Ini bukan saya yang kehidupannya selalu saya bawa ringan. Saya yang
selalu bertingkah ‘mengagumkan’ (bukan makna sebenarnya) bagi sekeliling saya,
saya yang tak pernah merasa seberat ini.
Apa yang salah?
Ya ampuunn…lagi-lagi pertanyaan seperti
ini yang saya lontarkan. Ini sungguh-sungguh aneh. Saya tidak pernah terlalu
mempermasalahkan kehidupan sosial saya, sekarang malah berbalik penuh keluhan.
Hampir setiap saat saya selalu menghela napas tertahan. Berharap agar beban
yang tak jelas bentuknya ini, bisa lepas dari pundak saya. Padahal kehidupan
disini baru berjalan kurang dari dua minggu, tapi saya bertingkah selayaknya
manusia yang telah menanggung beban berat hampir di seperempat hidupnya.
Saat semua orang terlihat sibuk
dengan kegiatannya, saya lebih banyak sibuk dengan pikiran saya yang kusut.
Dari kemarin, saya sibuk mengurai benang kusut ini. Menemukan ujung dan pangkal
dari kekalutan pikiran saya. Saya lebih sering bertingkah bodoh dengan lebih
banyak bengong seolah-olah dengan begitu kehidupan saya akan berjalan lebih
baik.
Bodohnya…padahal
dengan bersikap begitu membuat aku kian terlihat suram. Aku sadar. Tapi tak ada
yang bisa aku lakukan. Karena aku sungguh masih merasa asing disini. Disini aku
tak bisa menjadi aku. Disini aku tidak bisa menjadi ‘biasa’.
0 comments:
Post a Comment