Thursday, July 21, 2011

Secuil Kisah Tentangnya

Aku tak pernah tau, mencintai seseorang itu bisa membuatku segila ini. Setiap saat, aku berharap dapat melihat wajahnya, mendengarnya berbicara, dan mengetahui apa saja yang dilakukannya. Kalaupun aku tak dapat melihatnya dengan jarak sehembusan napas, melihatnya dari jauh sudah memberikan angin segar tersendiri bagiku.

Tahukah kau, kawan? Bahkan melihatnya dari jauh seperti yang aku lakukan saat ini, sudah cukup membuat kakiku lemas, dan terkadang panas dingin. Jangankan itu, melihatnya hadir menghiasi timeline jejaring sosialku seperti ada jutaan kembang api yang meledak di dalam dadaku. Oh Tuhan...pernahkah kalian merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan saat ini? Jika pernah, tolong ceritakan, bagaimana caranya agar aku dapat mengendalikan diriku. Jika pernah, tolong ajari aku agar perasaan ini tidak membuatku lupa akan satu hal yang patut aku kagumi di dunia ini sebagai manusia. Karena bagiku, perasaan ini baru pertama kali.

Hei...tapi mengapa aku tiba-tiba merasakan sedih? Sedih seakan mau kehilangan? Hah...mungkinkah karena ia yang akan menyelesaikan kuliahnya dalam waktu dua hingga tiga bulan ini? Itu waktu yang tidak lama bagi orang-orang sepertiku. Orang yang diam-diam mengagumi orang lain yang baru dikenalnya bahkan dalam waktu hitungan jari. Terkadang ada rasa sedih dan sesal jika mengingat sebegitu singkatnya pertemuan kami. Sebegitu terlambatnya aku mengetahui dirinya. Tapi...masih pantaskah aku untuk merasakan sesal?

Tiba-tiba saja pemikiran lain menghampiriku. Jangan-jangan rasa sedih ini karena aku ingin menangisi diriku sendiri? Aku yang hanya bisa mengagumi, memperhatikan, dan mencintai seseorang dari jauh. Atau kau biasa menyebutnya sebagai pencinta diam-diam. Iya. Aku seorang pencinta diam-diam yang tak pernah bisa berbuat lebih terhadap orang yang dicintainya. Aku yang tak pernah bisa mengakui kepada orang yang aku cintai bahwa aku mencintainya.

Aahh...tiba-tiba saja aku merasakan dadaku sesak, seperti dihimpit jutaan batu meteor yang ada di luar angkasa sana. Benarkah karena perasaan yang aku pendam dari dirinya ini? Aku tiba-tiba merasa menjadi orang yang paling malang di dunia, orang yang patut mendapatkan belas kasihan dari orang-orang di sekitarku. Aish...gara-gara perasaan yang menyusahkan ini, aku sering menjadi manusia yang berlebihan.

Ya Tuhan....seandainya aku tak ingat bahwa saat ini aku sedang berada di keramaian, aku pasti akan segera menangis. Menangisi diriku ini yang malang ini. Perlu perjuangan keras agar aku bisa mengokohkan bendunganku agar jangan sampai ada yang melihat aku menangis. Apalagi 'dia' yang saat ini berada tak sampai sepelemparan batu dariku. Iya. Dia orang yang aku cintai. Yang pada saat awal aku menulis ini dia berada pada jarak yang cukup jauh dariku. Tapi kini, telah berpindah amat dekat dariku.


Ujung Pelangi
21 Juli 2011

0 comments:

Post a Comment