Aku tidak menyangka, ternyata
sudah 11 tahun terlewati. Setiap detak yang berlalu, semakin menyamarkan
wajahnya dari ingatanku. Kenangan bersamanya yang tak banyak, tiap hari kian
menghilang. Membuat aku tersadar, ternyata telah sangat lama ia tak berada di
sisiku.
Tuhan adil, memang. Ia akan
mendatangkan orang-orang baru di kehidupan kita, menggantikan mereka yang telah
pergi. Meskipun begitu, tetap saja, eksistensinya masih sering aku harapkan
ada.
Aku sering meringis perih. Potret
dirinya tak banyak tersimpan. Paling, hanya foto-foto saat ia masih kecil dulu.
Atau yang cukup 'segar', fotonya yang tertempel di ijazah kelulusan. Dia tak
begitu suka mengabadikan dirinya dalam selembar foto. Dia lebih sering
menghindar untuk hal itu. Sekalipun ada gambarnya yang diambil secara
diam-diam, ia mengoyak bahkan membuangnya. Seolah ia tahu, hidupnya tak akan
lama. Dan ia tak ingin orang-orang terdekatnya menyimpan kenangan akan dirinya.
Hah...aku sering berpikir,
bagaimana ia seandainya masih ada disini? Bagaimana kira-kira rupanya kini?
Lalu dengan kekasihnya? Mungkin aku bisa menggoda mereka saat sedang kencan
dirumah. Atau mungkin...sudah ada lelaki yang melamarnya? Dia sudah memiliki
keluarga sendiri?