Akhir-akhir ini
saya sering pusing tak menentu serta cemas berkepanjangan. Maklum, saya sudah
menjadi mahasiswa tingkat akhir, sedang sibuk mengurusi tugas akhir saya. Inilah
yang membuat saya selalu di landa perasaan ingin pulang ke rumah. Apa daya,
rumah keluarga saya terlalu jauh untuk di tempuh jika hanya untuk pulang
sesaat. Terlalu berat di ongkos. Belum lagi saya masih punya satu jadwal
kuliah.
Tapi karena
sudah memasuki semester akhir inilah, saya jadi sering memikirkan, mau jadi apa
saya nantinya. Iya, apa yang mau saya lakukan masih buram, rasa-rasanya masa
depan saya jadi terasa sulit. Tapi sungguh, saya ingin cepat selesai kuliah. Saya
hanya tidak tahu apa yang akan saya lakukan ke depan. Apakah saya akan
melanjutkan kuliah atau bekerja. Tapi jika bekerja sesuai dengan kuliah saya
saat ini, belum begitu bisa saya yakini.
Beberapa hari
lalu, saya dapat tugas kuliah. Nah, disana disuruh menceritakan akan bekerja
sebagai apa saat selesai kuliah nanti. Awalnya saya bingung karena saya belum
punya rancangan masa depan yang pasti. Dan rasanya ini menjadi tugas yang
berat. Padahal…ayolah, hanya bercerita. Bukan disuruh menyulap sebuah rumus
fisika baru untuk menghitung tekanan di bawah air. Tapi tiba-tiba saya teringat
dengan mimpi saya dulu. Mimpi yang sangat ingin saya wujudkan.
Punya toko buku sendiri. Bukan toko
buku biasa, tapi toko buku yang ada mini café di dalamnya. Paling tidak café ini
menyediakan kopi, teh serta kudapan ringan lainnya. Jadi pelanggan bisa duduk
santai di salah satu pojokan toko sambil menikmati kopi dan bercerita dengan
temannya. Iya, seperti toko buku Borders. Karena selain suka buku, saya juga
suka makan. Saya bahkan jadi ingin menangis saat mengingat mimpi saya ini.
Makanya saya
jadi ingin sekali punya toko buku. Jadi saat ada buku baru, saya bisa jadi yang
pertama untuk membuka satu buku dan saya baca dan nantinya bisa dibaca oleh
pelanggan. Yah, setiap yang ingin membeli buku, pasti penasaran ingin membaca
sekilas isinya. Inilah gunanya buku-buku yang sudah saya buku terlebih dahulu.
Bagi saya toko
buku itu salah satu dari bentuk surga dunia. Wangi buku itu menggoda. Mungkin saya
akan rela tidur di toko buku jika saya punya nantinya.
Saya
sungguh-sungguh ingin punya toko buku. Karena selama ini impian saya hanya di
simpan sendiri, nggak pernah
benar-benar saya ceritakan bahkan saya perjuangkan. Tapi untuk yang satu ini,
paling tidak saya akan menceritakannya dengan orangtua saya. Saya yakin, akan ada
jalan untuk mimpi saya yang satu ini.
20 Mei
2013
6:06
PM
tiranika